Kadis Syariat Islam Langsa Terkena Bogem Mentah di Karang Anyar

LANGSA- Terkait kasus penonjokan yang dilakukan mantan anggota DPR Aceh Timur, Jalaluddin terhadap Kepala Dinas Syariat Islam Kota Langsa, Ibrahim Latif. Anggota Tuha Peut Gampong Karang Anyar, Kecamatan Langsa Baro, Hariono, membantah tuduhan tersebut.

Kepada GoAceh, Jumat (26/8/2016), Hariono, menjelaskan, saat kejadian dirinya berada disebelah Kepala Dinas Syariat Islam. Kejadian itu berawal ketika dirinya bersama Ibrahim Latif dan beberapa jamaah lainnya sedang duduk di dalam masjid, tiba-tiba dari kejauhan Jalaluddin berkata."Berani juga kau menginjak masjid ini," kata Hariono menirukan ucapan Jalaludin.


Mendengar perkataan itu, sambung Hariono, Ibrahim Latif hanya tersenyum saja. Lalu, Jalaluddin mendekati kami yang sedang duduk dan sembari menunjuk ia kembali berkata."Ini terakhir kali kau menginjak masjid ini," kemudian Ibrahim berdiri sambil menjawab,"Ini bukan masjid kau,". Nah, saat berdiri itulah telunjuk Jalaluddin mengenai pipi sebelah kiri Ibrahim Latif. Jadi bukan ditonjok dan saya siap menjadi saksinya," terangnya.


Melihat situasi mulai memanas, ia lalu membawa Jalaluddin ke luar masjid. Selanjutnya, ia kembali ke dalam masjid dan menawarkan perdamaian kepada Ibrahim Latif, tapi Ibrahim Latif mengatakan tidak apa-apa dan setelah itu akhirnya kami pun kembali ke rumah masing-masing.


Namun, selang beberapa jam kemudian, Ibrahim Latif, mengirimkan pesan melalui Short Massage Service (SMS), yang isinya,"Kejadian tadi di masjid, kalau yang bersangkutan dalam waktu dua jam terhitung dari sekarang tidak meminta maaf kepada saya, maka kasus tersebut akan saya perpanjangkan dan akan saya publikasikan ke media. Tolong bapak sampaikan kepada yang bersangkutan (Sdra Jalaluddin). Tks," demikian bunyi SMS nya," jelas Hariono lagi.


Kemudian, setelah Salat Magrib, anggota polisi Wilayatul Hisbah (WH), perangkat gampong dan personel Polsek Langsa Barat, telah melakukan perdamaian di rumah Jalaludin. Tapi, pihak WH belum bisa mengambil keputusan karena harus melaporkan kepada Ibrahim Latif.


Sementara itu, menurut Hariono, kejadian itu dipicu karena Jalaluddin, merasa malu akibat Gampong Karang Anyar, beberapa tahun silam pernah diberitakan melalui media masa oleh Ibrahim Latif, terkait pemberhentian musik keyboard."Saya berharap kasus ini bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan," tandasnya.[goaceh.com]
Share on Google Plus

About Warta buana

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.

0 comments:

Post a Comment